KARTIKA EKA PAKSI



KARTIKA EKA PAKSI
Lambang dan Semboyan pada Panji TNI Angkatan Darat
KARTIKA  Bintang   |   EKA Satu   |   PAKSI   Burung
KARTIKA EKA PAKSI Burung gagah perkasa tanpa tanding menjunjung cita-cita tinggi,
TNI Angkatan Darat yang kuat senantiasa menjunjung cita-cita yang tinggi, yaitu keluhuran nusa
dan bangsa serta keprajuritan sejati.
ARTI DAN MAKNA :
GARUDA
Kekuatan dan kesanggupan mencapai cita-cita sebagai prajurit.
10 HELAI BULU SAYAP
Bulan Oktober sebagai bulan bersejarah bagi keberadaan TNI Angkatan Darat.
7 BULU PADA EKOR
Sapta Marga
BINTANG SUDUT LIMA
Kesejatian dan tujuan tertinggi yaitu keprajuritan sejati yang dijiwai oleh Pancasila
sebagai dasar negara serta falsafah hidup bangsa.
KOMBINASI GAMBAR BINTANG SUDUT LIMA DAN GARUDA
Kesanggupan, kerelaan, dan ketetapan hati setiap prajurit Indonesia untuk
mempertahankan tanah air sampai titik darah penghabisan.

EKSPEDISI KHATULISTIWA 2012

1. JADWAL KEGIATAN :

Pendaftaran Peserta
Pemeriksaan  Kesehatan
Pra-Ekspedisi    
Upc Pemberangkatan
Pemberangkatan    
Ekspedisi  
Upacara Penutupan
: 1–16 Maret 2012
: 18–19 Maret 2012
: 20–29 Maret 2012
: 1 April 2012
: 3–5 April 2012
: 5 April–15 Juli 2012
: 17 Juli 2012
2.POSKOUT EKSPEDISI KHATULISTIWA 2012 :
Gedung Pramuka Kopassus Jl. RA. Fadillah No.1 Cijantung, Pasar Rebo 13780, Jakarta Timur, No. Telp/Fax : (021) 8407245 / 87790241. Email :  ekspedisi.khatulistiwa@gmail.com
Contact Person:
Letkol Inf Iwan Setiawan (081314731452)
Letkol Inf Rafael G. B. (081389089000)
Letkol Chb Fitry Taufiq (0811800094)
Kapten Inf Surnadi (082113666720)
Lettu Inf Fictor Situmorang (081322244092)
3. KEGIATAN EKSPEDISI :
a. Penjelajahan :
     1). Tim Sus menjelajah Tanjung Datu (Provinsi Kalbar) s.d. Pulau Sebatik (Provinsi Kaltim)  sepanjang 2.004 km.
     2). Tim Jelajah Sub Korwil sesuai wilayah Korwil.
     3). Tim Jelajah Laut Rawa Sungai dan Pantai oleh Tim Marinir sepanjang 3.000 km

b. Penelitian :
     1). Kehutanan.
     2). Flora Fauna.
     3). Geologi dan Potensi Bencana.
     4). Perbatasan.

c. Komsos (Komunikasi Sosial).
      1) Karya Bhakti.
      2) Bhakti Sosial.
      3) Penghijauan.
      4) Ceramah Kebangsaan.

4. Tema Ekspedisi Khatulistiwa : " PEDULI DAN LESTARIKAN ALAM INDONESIA "

5. Poskotis :
     a. Kodam XII/Tanjungpura :
          1) Korwil Kalimantan Barat (Korem 121/ABW) :
             a). Sub Korwil Sambas kedudukan di Pelabuhan Kamla Merbau, Desa  Sebubus, Kecamatan  Paloh.
             b). Sub Korwil Sanggau kedudukan di Eks Perum Bea Cukai, Desa  Entikong, Kecamatan  Entikong.
             c). Sub Korwil Kapuas Hulu kedudukan di Balai TN Betung Kerihun, Desa  Lanjak, Kecamatan  Lanjak.

     2) Korwil Kalimantan Tengah (Korem 102/PJG) :
            a). Sub Korwil Puruk Cahu kedudukan di Km 45, Desa  Asam Tumpuk / Saripoi, Kecamatan  Tanah Siang.
     b. Kodam VI/Mulawarman :
          1).  Korwil Kalimantan Timur (Korem 091/ASN) :
                a). Sub Korwil Nunukan kedudukan di Camp PT. Adi Mitra Lestari, Desa   Tampilan, Wasan, Kecamatan  Sebuku.
                b). Sub Korwil Malinau kedudukan di Lap. Bola Sentaban, Desa  Sentaban, Kecamatan  Mentarang.
                c). Sub Korwil Kutai Barat kedudukan di Lapangan Bola L. Bagun, Kecamatan  :  Long Bagun.

         2). Korwil Kalimantan Selatan (Korem 101/ANT) :
              a) Sub Korwil Hulu Sungai Tengah kedudukan di Kaki Peg. Meratus, Desa  Timan, Kecamatan  :  Hantakan Murung Barabai.

TUGAS TNI AU

TUGAS TNI ANGKATAN UDARA

a. Dalam menjamin kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI, TNI Angkatan Udara bertugas :
1) Melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang pertahanan.
2) Menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi.
3) Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra udara.
4) Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.

b. Pelaksanaan tugas diatas diwujudkan dalam kegiatan operasi militer untuk perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP) meliputi :
1) Operasi Militer untuk Perang terdiri atas :
a) Operasi Pertahanan Udara, meliputi kegiatan Operasi Hanud Aktif dan Operasi Hanud Pasif.
b) Operasi Serangan Udara Strategis, meliputi kegiatan Operasi Pengamatan dan Pengintaian Udara Strategis, Operasi Penyerangan Udara dan Operasi Perlindungan Udara.  
c) Operasi Lawan Udara Ofensif, meliputi kegiatan Operasi Penyerangan dan Operasi Perlindungan Udara.  
d) Operasi Dukungan Udara, meliputi kegiatan Operasi Penyekatan Udara, Operasi Serangan Udara Langsung, Operasi Pengungsian Medis Udara, Operasi Angkutan Udara, Operasi Patroli Udara, Operasi Pengintaian Udara Taktis, Operasi Pengisian Bahan Bakar di Udara, Operasi Perlindungan Udara, Operasi SAR Tempur, Operasi Pengamanan Alutsista, Operasi Bantuan Tembakan Udara dan Operasi Khusus.
e) Operasi Informasi, meliputi kegiatan Operasi Lawan Informasi Ofensif dan Operasi Lawan Informasi Defensif.
2) Operasi Militer Selain Perang (OMSP) berupa Operasi Pertahanan Udara, Operasi Dukungan Udara dan Operasi Informasi, dalam rangka :  
a) Mengatasi gerakan separatis bersenjata.
b) Mengatasi pemberontakan bersenjata.
c) Mengatasi aksi terorisme.
d) Mengamankan wilayah perbatasan.
e) Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis.
f) Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri.
g) Mendukung mengamankan Presiden dan Wakil Presiden RI beserta keluarganya.
h) Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini dalam rangka sistem pertahanan semesta.
i) Membantu tugas pemerintahan di daerah.
j) Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang.
k) Mendukung mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan asing yang sedang berada di Indonesia.
l) Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan kemanusiaan.
m) Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue).
n) Membantu pemerintah untuk pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan dan penyelundupan.
sumber : tni au 

Penutupan Pendidikan Kursus Komando -92 tahun 2012


Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Mayjen TNI Agus Sutomo menutup secara resmi Pendidikan Kursus Komando angkatan 92 Gelombang -1 TA 2012 di pantai Permisan Nusakambangan,Cilacap-JawaTengah, Minggu  (29/7).
Penutupan Pendidikan ditandai dengan Serangan Regu Komando dilaksanakan pada waktu fajar di Pantai Permisan yang merupakan rangkaian kegiatan terakhir dari keseluruhan tahapan pendidikan KursusKomando yang telah berlangsung selama tujuh bulan tersebut terbagi tiga tahap (tahap basis,tahap gunung hutan dan diakhiri tahap rawa laut.)
Pada Pendidikan angkatan 92 ini telah berhasil meluluskan 169 personel termasuk 4 personel dari Angkatan Bersenjata Kerajaan kamboja (RCAF)
Berhasil sebagai peserta pendidikan yang dinyatakan terbaik antara lain Perwira terbaik letnan Dua Inf Denny Sopyan, Bintara terbaik Serda Bambang SB, Tamtama terbaik Prada Anas Rifai .
Danjen Kopassus dalam amanatnya mengatakan keberhasilan menjadi prajurit Komando merupakan suatu kebanggaan yang patut disyukuri karena tidak semua peserta didik berhasil menjadi prajurit Komando .Kebanggaan dan rasa syukur tersebut hendaknya selalu diikuti dengan kesungguhan dan dedikasi untuk membawa organisasi Kopassus menuju kepada keadaan yang lebih baik, lebih maju dan lebih berkualitas dimasa yang akan datang . Menutup amanatnya Danjen berharap agar seluruh prajurit Kopassus dimanapun berada dan bertugas senantiasa berupaya member arti dan peduli terhadap lingkungannya serta member solusi terhadap berbagai permasalahan yang ada.Selain itu prajurit Kopassus harus selalu berlatih dan berlatih untuk mencapai prestasi demi keharuman nama Korps Baret Merah.
Turut hadir dalam acara penutupan para Asisten Danjen Kopassus, para Komandan Satuan,unsur Muspida Cilacap, perwakilan Athan Kamboja, Persit KCK PCBS Kopassus dan keluarga mantan siswa. (Pen Kopassus/Dispenad)

Leopard 2 adalah tank tempur utama (main battle tank, MBT) Jerman yang dikembangkan oleh Krauss-Maffei pada awal 1970-an dan mulai digunakan pada 1979. Leopard 2 menggantikan Leopard 1 sebagai tank tempur utama Angkatan Darat Jerman (). Beragam versi telah digunakan oleh Angkatan Darat Jerman dan di 12 negara Eropa lainnya, beberapa dari luar Eropa. Lebih dari 3,480 Leopard 2 telah diproduksi. Leopard 2 pertama kali digunakan Angkatan Darat Jerman pada Perang Kosovo serta pasukan Kanada dan Denmark yang tergabung dalam ISAF di medan tempur Afghanistan.
Ada dua pengembangan utama pada tank ini, dari model pertama hingga Leopard 2A4 yang memiliki kubah tembak vertikal berlapis baja dan model yang lebih maju Leopard 2A5 serta versi yang lebih baru lagi, yang memiliki kubah tembak menyudut seperti anak panah dengan appliqué armour serta beberapa pengembangan lainnya. Seluruh model dilengkapi dengan sistem pengontrol penembakan digital dan rangefinder Laser, meriam utama 120 mm dengan kestabilan tinggi, senapan mesin koaksial, serta perlengkapan untuk melihat dan membidik dalam kegelapan night vision yang lebih maju (Leopard adalah kendaraan tempur pertama yang menggunakan alat pembidik low-light level TV system atau LLLTV; sementara thermal imaging baru diperkenalkan setelah itu). Tank ini memiliki kemampuan untuk bertempur menghadapi sasaran bergerak walaupun melewati medan yang sangat sulit dan tidak rata. Varian yang aktif antara lain 2A4, 2A5, 2A6, dan 2A7 (paling baru). Banyak Leopard 2 yang diupgrade untuk memperpanjang masa tugasnya dan memperkuat persenjataanya, umumnya ke varian 2A5 dan 2A6.

Pengembangan

Meski Leopard 1 mulai digunakan pada 1965, versi yang persenjataannya diperberat yakni meriam Rheinmetall L44 120 mm memang dipertimbangkan untuk menyaingi disain tank Uni Soviet, namun kemudian dibatalkan setelah ada proyek bersama dengan Amerika Serikat yakni "super-tank" MBT-70. Tank MBT-70 memang merupakan disain yang revolusioner, tetapi mengingat biayanya yang sangat mahal, Jerman mengundurkan diri dari proyek ini pada 1969.
Program nasional mulai dijalankan pada 1970 oleh Krauss-Maffei. Setahun kemudian diputuskan bahwa model tank yang akan dibuat harus didasarkan pada model sebelumnya Experimentalentwicklung (kemudian disebut sebagai proyek Keiler) dari tahun-tahun enampuluhan (yang sebenarnya diambil dari apa yang disebut sebagai vergoldeter Leopard atau "Leopard yang disepuh emas"), bukannya modifikasi dari MBT-70 atau Eber. Disain baru yang dibuat pada 1971 itu disebut sebagai "Leopard 2" mengingat Leopard yang asli kemudian disebut sebagai Leopard 1. Sebanyak 17 prototip dipesan pada tahun itu (meski hanya 16 yang akhirnya jadi. Kendaraan itu harus seberat limapuluh metrik ton.
Pada 11 December 1974 pemerintah Jerman dan Amerika Serikat menandatangani sebuah Memorandum of Understanding tentang kemungkinan dilaksanakannya kerjasama produksi MBT baru setelah Amerika Serikat membeli dan melakukan penelitian terhadap prototip lambung nomer 7 pada 1973. Dengan melihat pengalaman perang Yom Kippur memang diperlukan sebuah lapisan pelindung baja yang kualitasnya lebih baik pada prototip-prototip ini, yakni dengan menggunakan lapisan baja yang sangat miring. Kelas kendaraan ini meningkat menjadi enapuluh ton. Prototip Kubah Nomer 14 diubah bentuknya menjadi lebih gemuk untuk mencoba konfigurasi lapisan baja yang lebih baru,sebagai akibat digunakannya lapisan pelindung baja berperforasi yang vertikal. Kubahnya menjadi lebih luas daripada kubah Leopard 1 karena adanya ruang penyimpanan amunisi yang lebih besar di bagian belakang. Leopard 2 sudah menggunakan lapisan baja pelindung berperforasi perforated armour, dan bukan Chobham armourseperti yang pernah diklaim sebelumnya. PT-14 menggunakan meriam 120 mm Rheinmetall yang dipakai juga oleh tank Amerika Serikat M1 Abrams. Kemudian dipesan juga dua prototip lambung baru dan tiga tipe kubah, satu kubah (PT-20) dilengkapi meriam 105 mm dengan sistem kontrol penembakan fire control system Hughes, PT-19 dengan sistem kontrol penembakan yang sama, tetapi bisa ditukar dengan meriam Rheinmetall 120 mm (yang memang diganti oleh pihak Amerika Serikat), dan satu lagi (PT-21) dengan sistem kontrol penembakan buatan Hughes-Krupp, Atlas Elektronik EMES 13, yang mengendalikan meriam 120 mm.


HalaMan

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Pengikut

Blogroll

Blogger templates

Blogger news

About